Promo

Kisah Tragis Minyak Goreng Disuntik ke Wajah sang Penari Erotis

Senin, 11 Agustus 2025 11:15 WIB | 816 kali
Kisah Tragis Minyak Goreng Disuntik ke Wajah sang Penari Erotis

Lyn May sebelum dan sesudah penyuntikan.


Lyn May, adalah keturunan Cina dan Latin, yang lahir di Acapulco pada 12 Desember 1952. Sejak kecil, boleh dibilang kondisi perekonomian keluarganya kurang baik.

marikitabaca.id - Hingga semasa kecil, Lyn sudah membantu keluarga dengan menjual suvernir kepada wisatawan di wilayah Playa Hornos.

Menginjak remaja, tepatnya di usia 16 tahun, hidup memberinya pengalaman pahit yang serta merta mengubah jalan hidupnya.

Lyn yang bekerja di bar makanan ringan kala itu, bertemu seorang pelaut. Pelau ini merayu, mengajaknya ke Meksiko dengan iming-iming akan memberinya pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik.

Lyn sangat polos. Dan kepolosannya ini membawa petaka. Sesampainya di ibukota Meksiko, Lyn dibawa ke hotel dan di sana ia dilecehkan sang pelaut.

“Itu jebakannya, dia memerkosaku. Dia membawaku ke hotel, padahal dia tidak pernah bilang akan membawaku ke hotel. Waktu itu aku masih kecil dengan keinginan mau maju. Aku tidak memikirkan hal-hal lain yang mungkin membahayakan untuk diriku,” kenang Lyn.

Lyn hamil. Nenek dan ayahnya yang pecandu alkohol, malah memaksa Lyn menikahi pelaut yang telah memperkosanya tersebut. Bingung, galau, di usia yang masih sangat muda, Lyn menerima saja paksaan keluarganya.

Ia menikahi pria ini dan hidupnya pun lebih sengsara.

“Dari pernikahan terpaksa itu saya punya dua anak. Tapi kemudian saya pergi meninggalkan dia, karena dia suka memukuliku,” aku Lyn.

Berjuang menghidupi dirinya dan anak, Lyn bekerja menjadi penari kabaret. Dalam klub ini, ia bertemu dengan jurnalis terkenal yang mengajaknya bertemu Raul Velasco—pembawa acara paling sukses di Meksiko.

Raul Velasco-lah  yang kemudian berjasa memasukkan Lyn dalam program baletnya, “Siempre en Domingo” di televisi. Dari program inilah nama Lyn mulai dikenal di industri hiburan Meksiko.

Tapi, jadi penari pun belum cukup untuk membantu membayar pengeluaran keluarga. Melalui koneksinya, Lyn berusaha mencari sumber penghasilan lain.

Kali ini, ia pergi ke Teater Irish untuk bekerja sebagai penari. Lyn diterima, tapi mirisnya ia harus mau menjadi penari erotis tanpa busana. Sudah terlanjur kecebur di dunia seperti ini, pada 1975, Lyn mulai ikut kasting film dewasa.

Ia diterima untuk membintangi film dewasa Trivoli, film pertamanya. Sejak saat itu kurang lebih, Lyn telah mencetak 35 judul film dewasa. Namanya melambung, meski dalam bayang-bayang nafsu dan birahi layar biru.

“Suntikan itu Bukan Berisi Kolagen, Tapi Minyak Goreng!”

Perekonomian mulai membaik. Nama dan sosoknya mulai dikenal di Meksiko. Sayangnya, semua berubah dalam sekejap hanya karena ingin terlihat lebih cantik lagi.

Suatu hari, saat Lyn tengah manggung di Acapulco, datang seorang wanita asing yang menawarkan treatment untuk menyempurnakan kecantikan wajahnya.

Lyn yang polos,  ingin terlihat lebih cantik demi menunjang pekerjaannya di industri hiburan. Didatangi dan dirayu terus, Lyn pun tergoda dan akhirnya setuju menjalani prosedur operasi plastik dan suntik kolagen.

Tanpa lebih dahulu melakukan cek dan ricek, apakah klinik kecantikan tersebut bersertifikat dan terpercaya. Siapa dokter yang menjalankan tindakan bedah kosmetik ini.

Alhasil, seusai menjalani praktek di klinik kecantikan—yang ternyata ilegal—Lyn merasa ada yang tak beres dengan wajahnya. Kolagen yang mereka suntikkan ke wajahnya, membuat kulit wajah Lyn May meradang.

Bahkan, setiap hari wajahnya kian membengkak. Di kemudian hari, Lyn baru mendapati kenyataan pahit, yang disuntikkan ke wajahnya ternyata bukan kolagen.

“Mereka telah memanfaatkan seseorang yang masih muda, tidak berpengalaman. Mereka menyuntikku dengan minyak goreng. Bukan kolagen! Aku katakan sekali lagi, mereka menyuntikku dengan minyak goreng, minyak dapur, minyak bayi. Mereka lakukan ini, untuk mendapatkan uang,” ungkap Lyn.

Lyn menggambarkan betapa mengerikannya dampak yang ia rasakan, satu tahun setelah tindakan.

“Kulitku terasa gatal, dan aku mulai merasakan munculnya benjolan-benjolan, seperti bola di wajah. Satu keluar di sini, dan lainnya keluar di sana. Bola-bola yang muncul itu sangat keras. Dan ketika diobati, dihancurkan, akan memiliki bekas luka yang mengerikan,” terang Lyn.

Penampakan yang buruk membuatnya syok, depresi, dan hampir bunuh diri. Ini karena, kerusakan itu hampir tak bisa diperbaiki.

“Aku pergi kemana-mana untuk mencari pertolongan atas masalah ini. Tidak pernah selesai. Aku telah  banyak menderita, sampai aku ingin bunuh diri," sebutnya.

Tetapi, syukurnya, Lyn punya anak, hingga ia tak bisa menyerah semudah itu. Dengan wajah yang tak lagi rupawan, ia berusaha menerima dan memaafkan dirinya sendiri.

Kini, meski tak pernah kembali seperti sedia kala lagi, Lyn tetap berinteraksi dan tampil dengan percaya diri.

Pelajaran buat kalian, ladies. 

Hati-hati memilih tindakan-tindakan memasukkan zat tertentu atas nama kecantikan. Apalagi di wajah! Menyesalnya bisa seumur hidup. Lebih baik mensyukuri apa yang ada. Kalau mau mempercantik, gunakanlah cara-cara yang alami.

Penulis: Berbagai sumber | Editor: Putra Mahendra


Klik juga artikel  di bawah ini:




Baca Juga

Karena Air Mani Misteri Satu Abad Terpecahkan
Kamis, 11 September 2025 11:25 WIB
Pengemis Tanah Suci dan Orang Jawa
Sabtu, 06 September 2025 13:48 WIB
Mengapa Menikmati Fantasi "Seks Sedarah"?
Selasa, 02 September 2025 18:59 WIB
Agama Diperkirakan akan Mati
Minggu, 31 Agustus 2025 20:50 WIB