Promo

Misteri Kematian di RS Siloam

Minggu, 16 Februari 2025 11:03 WIB | 922 kali
Misteri Kematian di RS Siloam

Rumah Sakit Siloam Bangka Belitung (Babel) pernah disebut menelantarkan pasien oleh keluarga pasien. Keluhan ini viral di media sosial.

BANGKA TENGAH, MARKICA - Rumah sakit itu dianggap menelantarkan pasien. Keluarga pasien merasa pihak rumah sakit tergolong lambat memberikan tindakan medis kepada pasien, Tjoeng Kwun Siat (75). 

Keluarga pasien merasa dipersulit membawa pulang jenazah ibunya meskipun telah bersedia membayar BPJS. 

Keluarga pasien merasa pihak rumah sakit menyatakan ICU penuh, tetapi ternyata masih ada ruang kosong. 

Dan, pihak rumah sakit memberikan tanggapan, bahwa Rumah Sakit Siloam Bangka menyatakan masih tahap koordinasi internal terkait video keluarga pasien yang sempat viral.

Pihak rumah sakit ingin memastikan tidak ada miskomunikasi atau persepsi yang salah terkait kasus ini.

Lalu, masalah ini bergulir hingga hari ini. Membuat BPJS Kesehatan Cabang Pangkalpinang harus turun asih.

"Tadi, kita menegaskan, bahwa sanksi tetap akan diberikan jika manajemen RS Siloam terbukti melakukan pelanggaran dalam pelayanan kepada pasien," ujar Kepala BPJS Kesehatan Pangkalpinang Aswalmi Gusmita.

Permintaan maaf itu disampaikan dalam mediasi yang berlangsung pada Kamis (13/2/2025) siang.

Yang itu, dihadiri oleh BPJS Kesehatan Cabang Pangkalpinang, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dan Kabupaten Bangka Tengah.

"Pihak rumah sakit tadi menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga pasien. Tetapi, ada hal yang perlu kami investigasi lebih lanjut, yang melibatkan banyak pihak berupa perlunya audit mutu. Mekanismenya, kami akan melibatkan tim pencegahan kecurangan JKN Daerah yang di-leading oleh Dinas Kesehatan,” kata Aswalmi.

Manajemen RS Siloam Bangka menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga pasien, yang diduga meninggal dunia akibat ditelantarkan oleh pihak rumah sakit tersebut.

“Jika memang ada pelanggaran dalam perjanjian kerja sama pelayanan pasien, tentu kami harus mengeluarkan sanksi,” imbuhnya.

Sejauh ini, lanjut Aswamli, dugaan pelanggaran yang sudah teridentifikasi adalah terkait iuran biaya. Pasien diminta membeli satu kantong darah dari total empat kantong yang dibutuhkan.

“Kami juga akan melakukan investigasi paralel dengan banyak pihak untuk memastikan apakah memang terjadi kelalaian yang menyebabkan pasien kehilangan nyawa,” ucapnya.

Sementara itu, saat dijumpai di kediamannya, salah satu anggota keluarga pasien membenarkan adanya permohonan maaf dari pihak manajemen rumah sakit tersebut.

“Iya, di saat mediasi tadi pihak rumah sakit minta maaf kepada kami,” tutupnya.

Hukuman Berat untuk Penelantaran Pasien

Menelantarkan pasien dapat dikenakan sanksi pidana, perdata, dan administratif. 

Sanksi pidana:

• Rumah sakit yang menelantarkan pasien dalam memberikan perawatan dapat dikenakan pidana penjara paling lama 2 tahun dan denda paling banyak Rp200.000.000,00. 

• Jika perbuatan tersebut mengakibatkan terjadinya kecacatan atau kematian, pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan tersebut dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00. 

Sanksi perdata 

• Pelaku penelantaran pasien dapat dibebankan dengan tanggung jawab berupa ganti rugi.

Sanksi administratif

• Sanksi administratif dapat berupa perombakan manajemen rumah sakit. 

• Tenaga kesehatan yang melanggar privasi pasien dapat dikenakan sanksi administratif berupa teguran lisan dan peringatan tertulis. 

Sebelumnya diberitakan, sebuah video yang menunjukkan dugaan penelantaran pasien BPJS Kesehatan di RS Siloam Hospital, Pangkalan Baru, Bangka Tengah, viral di media sosial pada Selasa (11/2/2025).

Dalam rekaman video tersebut, seorang wanita terdengar meluapkan kemarahannya kepada petugas rumah sakit, setelah orang tuanya yang mengalami sesak napas diduga tidak segera mendapatkan perawatan intensif.

Dalam video berdurasi kurang lebih 30 detik itu, wanita tersebut berteriak kepada petugas ICU, menuntut agar orang tuanya segera ditangani. Namun, pihak rumah sakit menyebut bahwa ruang ICU dalam kondisi penuh.

“Yang bilang ruang ICU penuh tadi siapa?, mama saya dari tadi malam kritis, dibilang ruang ICU sudah penuh. Tidak ada konfirmasi, percuma! Saya tuntut ini ya!,” teriak wanita dalam video.

Dalam unggahan video berikutnya, wanita itu mengatakan bahwa ibunya telah meninggal dunia, yang menurutnya diakibatkan oleh lambannya penanganan di rumah sakit tersebut.

“Ini ya teman-teman, mama saya sekarang sudah menjadi mayat. Karena penanganan di rumah sakit Siloam Bangka yang terlalu lambat. Mereka bilang ruang ICU di sini penuh ternyata masih tersedia,” sebut wanita itu sambil memvideokan orangtuanya yang telah wafat.

Penulis: Vega. A




Baca Juga