Promo

Jerit UMKM: Kami Bakal Digusur?

Sabtu, 09 Agustus 2025 03:42 WIB | 1.699 kali
Jerit UMKM: Kami Bakal Digusur?

Suasana debat dan pemaparan visi misi para calon Walikota dan Wakil Walikota Pilkada Ulang 2025.


Banyak hal yang menarik dan menggelitik dari pemaparan para calon Walikota dan Wakil Walikota Pilkada Ulang Pangkalpinang tahun 2025.

marikitabaca - Salah satunya yang cukup mengagetkan adalah, pernyataan calon Walikota dari Paslon nomor 3, Saparudin, di debat dan pemaparan visi-misi yang digelar oleh KPU Kota Pangkalpinang, Jumat (8/8/2025) malam di salah satu hotel di Pangkalpinang.

Saparudin, menyinggung mengenai tempat berjualan para pelaku UMKM. Dia mengatakan tidak akan memperbolehkan pedagang berdagang di beberapa titik.

Karena menurut Saparudin, maraknya pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang berjualan di jalan dan trotoar, jadi masalah untuk ia pribadi.

Dalam pandangan Saparudin, sebagai peserta dalam Pilkada Ulang Pangkalpinang ini, aktifitas perdagangan yang berada di jalan dan trotoar, tidak boleh.

"Ya UMKM ini di Pangkalpinang, yang penting dek jadi berjualan di jalan, dek jadi berjualan di  (atas) bandar, dek jadi berjualan di trotoar (Ya UMKM ini di Pangkalpinang, yang penting tidak boleh berjualan di jalan, tidak boleh berjualan di (atas) bandar, tidak boleh berjualan di trotoar,” ungkapnya.

Menurut Saparudin, pelaku UMKM yang mengais rezeki untuk menghidupi keluarganya hanya boleh di tempat lain. 

"Kalau di tempat lain jadi gale (kalau di tempat lain boleh)," kata Udin.

Ini memantik respon dari pelaku UMKM. Jika mereka tidak diperbolehkan, maka itu sama artinya mereka akan digusur. Seperti kata Tirta, salah seorang penjual kopi gerobak yang biasa mangkal di sekitaran SMK 1 dan Taman Wilhelmina, yang dihubungi beberapa jam setelah debat digelar.

“Jadi (bahasanya) artinya bakal digusur? Ya, gimana ini? Beneran bakal digusurlah ini?,” kata Tirta, yang tinggal di Semabung.

Tirta mengatakan apa yang diucapkan oleh Saparudin tentu akan dianggap sebagai wujud “perlawanan” terhadap para pelaku UMKM dan pedagang kecil. Dan akibatnya, bisa menjadi perbincangan panas bagi para pelaku UMKM dan pedagang-pedagang.

Tirta mengakui mendengar ucapan Saparudin itu dari kiriman rekan-rekan mereka sesama pedagang. Dan ia mengakui bahwa mereka shock mendengar hal tersebut.

“Iya bang (video) itu langsung dibagikan dari yang nonton (di Youtube KPU Kota Pangkalpinang dan TVRI, red). Jangan abang tanya respon kami, tebak sendiri respon kalau (pedagang) mau digusur,” keluhnya.

KPU Kota Gelar Debat Perdana

KPU Kota Pangkalpinang menggelar debat publik pertama antara pasangan calon (paslon) walikota dan wakil walikota Pangkalpinang pada Pilkada ulang tahun 2025 di salah satu hotel di Pangkalpinang, Jumat (8/8/2025) malam.

Dalam sambutannya Ketua KPU Kota Pangkalpinang, Sobarian mengatakan debat publik pertama ini merupakan bagian dari tahapan Pilkada ulang tahun 2025. Dan debat publik bukan formalitas, tapi wadah penyampaian visi misi dan program kerja para paslon.

"Di debat publik ini dapat menilai gagasan dan solusi juga untuk melihat karakter para paslon agar nanti menjadi pandangan mereka untuk memilih palson yang akan memimpin kota Pangkalpinang 5 tahun kedepan," katanya.

Sementara Paslon nomor urut 2, HARMONI (Harus Molen-Zeki) bicara banyak hal. Salah satunya soal inflasi yang merupakan materi pendalaman visi-misi.

Kata calon Walikota nomor urut 2, Maulan Aklil atau yang akrab disapa Molen menegaskan, ia bersama pasangannya, Zeki Yamani tidak mau berbicara terlalu dramatis. Ia cuma menyampaikan bakal menekan inflasi melalui cara yang “berani”.

"Di Bangka Belitung ini, khususnya di Kota Pangkalpinang, penyebab inflasi itu karena logistik kita mahal, disebabkan karena apa, karena transportasi, nah, saya bersama Pak Zeki pengin ada sebuah pelabuhan baru (lokasinya) sebelum Jembatan Emas yang dulu sudah saya inisiasi," kata Molen.

Yang ia inisiasi itu, adalah newport Pangkalbalam. Karena kata Molen, jika ada pelabuhan itu mudah-mudahan, logistik akan lebih murah.

Karena menurut dia, sekarang untuk sampai ke Pangkalbalam perlu 11 sampai 12 jam menunggu air pasang. Dan inilah salah satu penyebab inflasi.

"Dan untuk ketahanan pangan kita, perlu memberdayakan semua masyarakat di Kota Pangkalpinang. Misal, seandainya masing-masing masyarakat kita nanam cabai di setiap rumahnya, itu cukup bagi saya," lugasnya.

Debat sendiri berjalan cukup kondusif. Semua peserta menunjukkan eksistensi pemikiran dengan gaya masing-masing. Ide tersampaikan dengan beragam gimmick yang terkadang mengundang senyum dan sesekali gelak tawa. Debat putaran kedua sendiri akan digelar minggu depan.

Penulis: Vega. A | Editor: Putra Mahendra


Klik juga artikel  di bawah ini:




Baca Juga